Halo, Parents!
Pubertas adalah fase alami yang akan dialami setiap anak, termasuk anak perempuan. Masa puber biasanya dimulai pada usia 8–13 tahun, tapi ada juga yang mengalaminya lebih cepat atau lambat.
Salah satu tanda yang paling dikenal tentu saja menstruasi, tapi perubahan fisik dan emosional lainnya juga penting untuk dikenali dan dipahami oleh anak.
Sayangnya, masih banyak anak perempuan yang memasuki masa pubertas tanpa bimbingan yang cukup dari orang tua.
Akibatnya, mereka bisa merasa takut, bingung, bahkan malu terhadap perubahan pada tubuhnya sendiri.
Nah, agar si kecil merasa siap dan nyaman saat menghadapi masa puber, yuk kita bahas bagaimana cara menjelaskannya, Parents.
Mulai Dari Obrolan Ringan, Sejak Dini
Kita bisa mulai mengenalkan konsep pubertas sejak anak berusia 7 atau 8 tahun, sebelum perubahan besar terjadi. Gunakan bahasa yang sederhana, sesuai usia, dan hindari nada menggurui.
Contoh:
“Tubuh kita akan berubah seiring bertambahnya usia. Nanti kamu juga akan tumbuh lebih tinggi, mulai punya rambut di beberapa bagian tubuh, dan suatu saat akan mengalami menstruasi.”
Jelaskan Perubahan yang Akan Dialami
Beritahu anak bahwa pubertas adalah proses alami, bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Jelaskan dengan tenang soal:
- Payudara mulai tumbuh
- Tumbuh rambut di ketiak dan area pribadi
- Perubahan bau badan
- Emosi yang kadang naik-turun
- Dan tentu saja, menstruasi
Gunakan gambar anatomi yang netral dan edukatif jika perlu. Bisa juga sambil membaca buku atau menonton video edukasi bersama.
Khusus Tentang Menstruasi
Jelaskan bahwa menstruasi adalah tanda bahwa tubuhnya berfungsi dengan baik. Bantu anak memahami bahwa menstruasi:
- Tidak berbahaya
- Bukan penyakit
- Datang setiap bulan
- Perlu disiapkan, seperti membawa pembalut di tas sekolah
Beritahu juga apa yang bisa mereka rasakan: seperti nyeri perut, suasana hati berubah, atau rasa lelah. Tekankan bahwa ini wajar dan bisa diatasi bersama.
Buka Ruang untuk Bertanya dan Bercerita
Anak perempuan butuh merasa aman untuk bertanya atau bercerita tentang perubahan tubuhnya. Parents bisa bilang:
“Kalau kamu bingung atau ada yang ingin kamu tanyakan, Mama/Papa selalu ada buat kamu.”
Respons yang hangat dan tidak menghakimi akan membuat anak merasa lebih terbuka.
Bekali Anak dengan Kesiapan Praktis
Selain informasi, siapkan juga anak secara praktis:
- Ajarkan cara memakai pembalut
- Bicarakan soal kebersihan saat menstruasi
- Siapkan “emergency kit” di tas sekolah: pembalut, tisu, dan celana dalam cadangan
Parents, menjelaskan pubertas pada anak perempuan bukan hanya soal biologi, tapi juga soal membangun kepercayaan dan dukungan emosional.
Dengan komunikasi yang terbuka dan penuh kasih, anak akan menjalani masa puber dengan lebih siap dan percaya diri.
Ingat, saat anak merasa didampingi, proses pubertas bisa jadi pengalaman positif yang membentuk kepercayaan diri mereka di masa depan.