Di zaman sekarang, media sosial bukan cuma urusan orang dewasa. Tapi juga anak-anak. Bahkan yang masih duduk di bangku sekolah dasar, sudah banyak yang aktif di berbagai platform digital.
Dari TikTok, Instagram, sampai YouTube Shorts—semuanya terasa menarik bagi anak, tapi juga penuh risiko. Parents, sebagai orangtua, tentu kita ingin tetap terlibat dan tahu apa yang anak akses di dunia maya.
Tapi bagaimana caranya supaya tetap bisa pantau sosial media anak tanpa terasa mengintimidasi?
Yuk, kita bahas cara jadi orangtua bijak yang tetap dekat dengan anak di era digital ini.
1. Bangun Komunikasi Terbuka Sejak Awal
Langkah pertama yang penting banget adalah membangun komunikasi yang terbuka dengan anak. Daripada langsung melarang atau mengatur terlalu ketat, ajak anak ngobrol santai soal media sosial.
Tanyakan apa yang mereka suka tonton, siapa yang mereka ikuti, dan kenapa. Dari situ, orangtua bisa mulai memahami dunia digital dari sudut pandang anak, sekaligus membuka ruang diskusi jika suatu saat ada konten yang mengganggu.
2. Sepakati Aturan Bersama
Anak akan lebih mudah menerima aturan jika mereka dilibatkan dalam prosesnya. Buat kesepakatan bersama soal waktu penggunaan media sosial, platform apa saja yang boleh diakses, dan apa yang perlu dihindari.
Misalnya, batasi screen time maksimal 2 jam sehari, atau tidak boleh membuka media sosial saat jam belajar. Dengan begitu, anak merasa dihargai dan lebih bertanggung jawab.
3. Gunakan Fitur Kontrol Orangtua
Sekarang banyak platform yang menyediakan fitur parental control. Manfaatkan fitur ini untuk membantu memantau aktivitas anak tanpa harus terus-menerus mengecek secara manual.
Beberapa fitur bisa mengatur batasan usia konten, melacak durasi penggunaan, atau bahkan memberikan notifikasi saat ada aktivitas mencurigakan. Tapi ingat ya, fitur ini sebaiknya jadi alat bantu, bukan alat utama.
4. Dampingi, Bukan Menginterogasi
Cara pantau sosial media anak yang efektif bukan dengan terus bertanya, “Kamu buka apa?” atau “Siapa yang kamu chat?”. Dampingi anak saat mereka sedang online.
Terkadang, ikut menonton konten yang mereka suka atau membahas tren yang sedang viral bisa jadi momen bonding yang menyenangkan.
Anak juga akan lebih terbuka jika merasa orangtuanya tertarik, bukan hanya mengawasi.
5. Edukasi Anak soal Risiko Dunia Digital
Menjadi orangtua bijak artinya juga membekali anak dengan pengetahuan. Ajak anak memahami risiko seperti cyberbullying, pencurian data, hingga konten yang tidak sesuai usia.
Diskusikan juga soal etika bermedia sosial, seperti pentingnya menjaga privasi, tidak menyebar informasi palsu, dan bersikap sopan di dunia maya.
Mengawasi aktivitas anak di media sosial memang penting, tapi caranya pun perlu bijak.
Dengan komunikasi yang terbuka, aturan yang disepakati bersama, serta pendampingan yang penuh empati, orangtua bisa tetap hadir di dunia digital anak tanpa terasa mengontrol berlebihan.
Karena pada akhirnya, kepercayaan dan kedekatanlah yang jadi kunci utama.