Parents, orang tua mana sih yang tidak ingin memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang anaknya? Sepertinya semua orang tua inginnya seperti itu.
Tapi, hal ini tentu tidak mungkin tidak ada tantangannya, Parents. Salah satu tantangan yang ada di tumbuh kembang anak adalah speech delay.
Setiap anak punya milestone yang berbeda-beda. Hal ini membuat perkembangan beserta kecepatannya menjadi berbeda-beda juga. Akan tetapi, tentu ada acuan yang menjadi ukuran perkembangan anak.
Sehingga, kalau anak belum bisa bicara, kondisi ini tentu akan membuat orang tua kepikiran dan mempertanyakan tumbuh kembangnya. Speech delay jadi salah satu tanda kalau tumbuh kembang anak belum maksimal.
Tapi sebenarnya, apa itu speech delay?
Parents, secara definisi, speech delay adalah kondisi anak yang mengalami keterlambatan kemampuan berbicara dibandingkan dengan anak seusianya.
Hal yang perlu digarisbawahi adalah kata keterlambatan dan perbandingan dengan anak seusianya. Bukan anak tidak mampu seutuhnya ya, tetapi memang ada keterlambatan yang dialami oleh anak.
Untuk beberapa kasus, keterlambatan bicara masih menjadi bagian dari pola perkembangan anak yang normal. Menurut Healthline – dilansir dari Kompas, anak dengan speech delay mungkin berusaha berbicara juga, tetapi ia mengalami kesulitan dalam membentuk suara dengan benar.
Parents, yang jadi catatan untuk kita bersama adalah ada beberapa kondisi tertentu yang bisa menyebabkan speech delay serta memerlukan tindakan intervensi yang lebih lanjut dan serius.
Milestone Perkembangan Bicara Anak
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tumbuh kembang anak tentu bisa berbeda-beda dengan yang lainnya. Sehingga, anak tentu punya ritme perkembangan yang unik. Tapi, setidaknya ada beberapa milestone atau tahapan secara umum untuk diketahui, seperti:
Usia 0-1 tahun,
Bayi mulai mengoceh, tertawa, dan merespons suara. Saat di usia sekitar 1 tahun, bayi biasanya sudah bisa mengucapkan satu atau dua kata sederhana seperti “mama” atau “papa”.
Usia 1-2 tahun,
Di rentang usia ini, anak mulai memahami nama-nama benda, mengikuti instruksi sederhana, sampai bisa menggunakan kombinasi dua kata.
Usia 2-3 tahun,
Anak semakin sering dan banyak bicara, bahkan sudah bisa menggunakan kurang lebih 1.000 kata yang berbeda. Mereka mulai bisa menyusun kalimat sederhana dan menyebutkan nama benda di sekitar mereka.
Jadi catatan untuk kita bersama, jika anak umur 2 tahun belum bisa mengucapkan setidaknya 50 kata atau belum bisa membentuk frase dua kata, maka pertanda ini bisa diklasifikasikan sebagai speech delay.
Tapi, apa yang yang menyebabkan anak speech delay?
Penyebab Anak Speech Delay
Ada beberapa faktor yang membuat anak speech delay, seperti:
Gangguan pada mulut atau lidah
Parents, beberapa anak mengalami kesulitan bicara karena ada masalah di lidah atau langit-langit mulutnya.
Hal ini dipengaruhi oleh ankyloglossia di mana kondisi lidah terlalu terikat ke dasar mulut sehingga membatasi pergerakannya.
Gangguan pendengaran
Selain dari lidah atau mulut, ternyata anak yang mengalami gangguan pendengaran sering mengalami keterlambatan bicara karena mereka punya kesulitan mendengar dan meniru suara dengan benar.
Kurang stimulasi
Jika anak tinggal di lingkungan yang kurang mendukung perkembangan bahasa, maka anak punya kecenderungan stimulasi bahasa yang kurang, sehingga minim interaksi verbal dan membuat anak speech delay.
Gangguan spektrum autism (ASD)
Mungkin hal ini cukup berbeda dari beberapa pertanda lainnya, jika memang anak dengan autism, tentu ia mengalami kesulitan verbal dan non-verbal. Beberapa tanda yang sering muncul adalah echolia atau mengulang kata atau frase tanpa memahami artinya, kesulitan dalam interaksi sosial, serta keterlambatan dalam berbicara dan memahami bahasa.
Parents, jika memang menemukan berbagai pertanda tersebut di anak kita, maka pertanyaan selanjutnya adalah kapan harus berkonsultasi dengan dokter?
Menurut Academy of Pediatrics (AAP) sebaiknya ada evaluasi perkembangan di usia 9 bulan, 18 bulan, dan juga 30 bulan. Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai seperti:
- Usia 12 bulan, tidak menggunakan gerakan seperti menunjuk atau melambaikan tangan.
- Usia 18 bulan, lebih sering menggunakan gerakan daripada suara untuk berkomunikasi.
- Usia 2 tahun, hanya bisa meniru kata tanpa gerakan atau memproduksi kata-kata sendiri, dan tidak bisa mengikuti perintah sederhana.
- Usia 3 tahun, anak kesulitan menyebut nama benda, tidak bisa membentuk kalimat sederhana dan bersuara yang sulit dipahami oleh anggota keluarga
Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, Parents – kita sebaiknya semakin waspada dengan tanda-tanda speech delay. Konsultasi ke dokter atau ahli adalah langkah fundamental untuk mendapatkan penanganan yang tepat.