Parents, masih ingat kasus anak yang mengakhiri hidup orang tua bahkan neneknya sendiri? Usut punya usut, anak tersebut tertekan karena harus terus fokus ke sekolah dan kemampuan akademiknya.
Memang sih, kemampuan akademik itu penting. Beberapa metrik keberhasilan, masih menggunakan angka dari ekosistem akademik. Masih ada kan yang menanyakan ranking, nilai-nilai rapot, atau bahkan IPK?
Walau sebenarnya, keberhasilan anak di masa depan nanti, tidak melulu bergantung pada angka yang menunjukan kemampuan akademiknya luar biasa. Ini artinya, kemampuan akademik memang perlu diseimbangkan dengan kreativitas, empati, dan juga ketrampilan sosial.
Dilansir dari Kumparan, hasil temuan Survey on Social Emotional Skills dari OECD, menunjukan bahwa anak-anak yang mempunyai ketrampilan sosial dan emosial yang baik, cenderung mempunyai kesiapan yang lebih untuk menghadapi tantangan akademik, bahkan karir di masa depan.
Menurut Ahli…
Masih dari Kumparan, menurut Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Anastasia Satriyo, prestasi akademik memang penting, tetapi sepertinya tidak perlu dijadikan satu-satunya tolok ukur keberhasilan anak.
Berkaitan dengan kasus anak yang sudah disebutkan di atas sebelumnya, bahwa ketika anak diminta untuk memenuhi ekspektasi orang tua yang harus pintar di sekolah, maka kemampuan untuk mengenal diri sendirinya bisa terganggu.
Menurut Anas, mereka yang mendapat tekanan seperti itu, cenderung tumbuh dengan rasa takut gagal, sulit mengambil kesulitan, dan bahkan mereka bisa tidak tahu apa yang benar-benar mereka sukai.
Nah Parents, melihat perkembangan zaman sekarang, dunia kerja atau karir, memang membutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya mumpuni kemampuan akademiknya saja, tetapi juga aspek sosial-emosionalnya juga dipertimbangkan.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara untuk menyeimbangkan kemampuan akademik dengan kemampuan sosial-emosional?
Cara Seimbangkan Kemampuan Akademik dan Kemampuan Sosial-Emosional Anak
Masih dari Anas, ada beberapa cara untuk menyeimbangkan kemampuan akademik dan kemampuan sosial-emosional anak, seperti:
1. Dampingi Untuk Mengenal Diri Sendiri
Parents, langkah pertama untuk membantu anak meningkatkan kemampuan sosial-emosionalnya adalah bantu mereka untuk kenal dengan diri sendiri terlebih dahulu.
Parents bisa mulai dari membantu anak untuk bisa bercerita tentang apa yang dialami atau dirasakan tiap harinya. Dari situ, kita bisa mengajarkannya untuk berpikir positif, bahkan berempati terhadap orang lain yang berkaitan
2. Diskusi Sehat dan Berkualitas di Rumah
Masih terkait dengan langkah pertama, tetapi fundamental di langkah kedua ini adalah Parents yang perlu mencontohkan terlebih dahulu. Parents bisa mulai dengan pasangan masing-masing. Misalnya, membahas sesuatu hal saat sedang santai, dengan bahasa yang baik dan gestur yang baik juga.
Interaksi positif seperti ini adalah manifestasi untuk anak, sehingga ia pun akan melakukan hal yang sama. Parents, please remember kalau kita orang tua adalah cermin untuk anak. Apa yang kita lakukan, kemungkinan besar anak akan ikuti.
3. Dampingi Anak Saat Menggunakan Teknologi
Parents, kita sama-sama mengetahui bahwa teknologi adalah pisau bermata dua yang bisa kita gunakan untuk ekskalasi kemampuan kita sendiri, sekaligus bisa melukai diri kita juga. Hal ini yang anak usia dini atau dewasa, kerap belum mengetahuinya.
Tugas kita adalah memberitahu sekaligus mendampingi ketika anak menggunakan teknologi. Bully atau perundungan tidak hanya terjadi secara fisik saja, tetapi bisa secara online. Hal ini yang perlu kita beritahu kepada anak dan bantu mereka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Parents, pada dasarnya, kita ingin anak mendapatkan yang terbaik dan bisa membuktikan dirinya lah yang terbaik. Tapi, pemikiran yang cukup konservatif seperti itu untuk dunia atau era sekarang sepertinya sulit untuk diterapkan.
Pada akhirnya, anak akan mempunyai jalannya sendiri, di mana pada saat itu, kita sebagai orang tua pun sepertinya akan sulit memegang stir kehidupan, tentu mereka yang akan punya kendali penuh.
Sehingga, hal-hal yang menyangkut prinsip atau kemampuan dasar seperti kemampuan akademik, sosial-emosional, dan beberapa kemampuan yang perlu manifestasi mendalam, perlu diberitahu sejak dini.