Sepertinya ada benarnya juga salah satu potongan lirik dari lagu Haji Rhoma Irama tentang remaja:
“Darah muda darahnya para remaja, yang selalu merasa gagah tak pernah mau mengalah…”
Kebenaran potongan lirik tersebut adalah deretan masalah remaja yang bermacam-macam. Akan tetapi, di tengah berbagai permasalahan tersebut, ada hal yang bisa kita perhatikan atau kita persiapkan untuk anak remaja kita.
Hal tersebut adalah keterampilan prososial. Istilah keterampilan sosial atau prosocial skills sebenarnya sudah lama ada. Tetapi, mari kita bedah istilah ini bersama, ya.
Apa Itu Keterampilan Prososial?
Dilansir dari Kompas, keterampilan sosial adalah kemampuan untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Bentuk keterampilan ini adalah sikap empati, kerja sama, serta keinginan kuat untuk membantu orang lain.
Menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSP, anak remaja dengan keterampilan prososial yang baik, berarti individu itu sudah memiliki emosional yang matang serta berkualitas. Masih menurut Dr. Ray, kematangan emosional pada anak remaja bisa dilihat dari tiga hal besar yang ada di dalam dirinya.
Tiga hal tersebut adalah:
Respect atau Menghargai
Parents, saling menghargai adalah keterampilan prososial yang mesti ditanamkan dan diterapkan dengan baik. Manusia adalah mahluk sosial yang artinya saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga, saling menghargai adalah fundamentalnya.
Anak remaja perlu sekali memiliki keterampilan prososial ini. Respect untuk diri sendiri dan orang lain adalah hal utama untuk membangun rasa percaya diri dan kesejahteraan pribadi. Hal ini menjadi bekal untuk berkomunikasi dengan individu lainnya.
Peduli
Selain saling menghargai, saling peduli adalah indikator penting untuk melihat apakah anak remaja Parents mempunyai keterampilan prososial yang baik.
Sekarang ini, sudah banyak di sosial media konten yang beredar tentang kepedulian. Misalnya, konten sekelompok remaja yang melihat sepatu temannya bolong dan mereka saling membantu untuk membelikan sepatu yang baru.
Tentu, kegiatan tersebut mencerminkan kepedulian yang kuat. Untuk selanjutnya, Parents bisa mengajarkan ke anak remajanya bahwa kepedulian tidak hanya dalam bentuk materi saja, tetapi memberi dukungan emosional juga menjadi salah satu bentuk kepedulian yang diperlukan dewasa nanti.
Peka Terhadap Potensi Negatif
Waspada dan bisa menghindari potensi-potensi negatif adalah hal ketiga yang menjadi indikator atau penilaian untuk mengetahui apakah anak remaja kita mempunyai keterampilan sosial yang baik atau tidak.
Seperti apa sih potensi-potensi negatif? Misalnya, kumpulan remaja yang malah bersiap-siap untuk melakukan tindak kekerasan seperti tawuran, jika anak kita tahu akan itu, harusnya dia bisa menghindar dan tidak terlibat di dalam aktivitas itu.
Tidak hanya tindak kekerasan, seperti tindak penipuan, tindak pemerasan atau tindak kriminal dan negatif lainnya, anak remaja kita harus peka terhadap risiko-risiko keremajaan yang seperti ini.
Susah-susah gampang katanya mengatur anak remaja. Tetapi, mereka adalah anak kita sendiri, di mana kita harus tahu persis bagaimana perkembangan mereka, termasuk di perkembangan keterampilan sosialnya.
Jadi, memang kita mesti perhatikan betul ya, Parents.