Mempunyai anak yang sudah masuk fase pre-teen atau pra-remaja dan remaja adalah fase di mana kita sebagai orang tua mulai deg-deg-an tiap harinya. Kenapa? Kita tahu Parents, pergaulan di luar sana, tidak semuanya baik dan sebaliknya, tidak semua buruk.
Akan tetapi, kita kadang tenggelam di pemikiran tentang pergaulan buruk. Mungkin, ini salah satunya dikarenakan oleh banyaknya pemberitaan soal pergaulan buruk dan kejadian-kejadian terkaitnya.
Kita sebagai orang tua, jadi suka overthinking kalau anak akan terbawa pengaruh buruk dari pergaulan tersebut. Ovt-nya kita seperti khawatir anak menerapkan perilaku negative, konsumsi minuman keras dan alkohol ataupun pergaulan bebas.
Lantas, kita sebagai orang tua, selain bisa melakukan overthinking, kita perlu melakukan apa ya untuk setidaknya menghindari hal-hal negatif pada anak terjadi?
Sebelum kita mengetahui jawabannya, sebentar kita sapa Parents dulu nih – hai hai Parents, apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam kesehatan yang baik dan segala urusannya diperlancar dan dipermudah ya.
Jadi Parents, kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara menanggapi pengaruh buruk pergaulan anak. Untuk selengkapnya, mari sama-sama kita selami lebih dalam bahasan kali ini ya.
Jaga Anak dari Pengaruh Buruk Pergaulan
Pastikan Anak Berada di Lingkungan yang Baik
Mungkin terbacanya klise ya, tetapi ini memang langkah pertama yang cukup fundamental. Sayangnya, langkah ini bisa dibalikan dengan pertanyaan, bagaimana jika memang lingkungannya sudah buruk terlebih dahulu?
Salah satu hal yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah menerapkan keterbukaan di setiap sisi dari komunikasi keluarga. Sehingga, ketika anak keluar dan bersosialisasi, anak akan terbiasa untuk terbuka bercerita tentang apapun yang terjadi di lingkungannya.
Menurut Psikiatri Prasila Darwin, sebenarnya anak yang memasuki fase atau usia remaja cenderung lebih dekat dengan teman-temannya. Jadi tidak heran kalau terkadang di rumah, anak jadi tertutup – tetapi jika sudah terbiasa terbuka di dalam keluarga, harusnya hal ini jadi langkah preventif yang penting untuk diterapkan.
Bekal Moral yang Kuat
Nah – ini terkait dengan langkah yang pertama, moral jadi salah satu hal yang begitu penting untuk diterapkan ke anak. Dengan membekali anak soal kedisiplinan, keteguhan prinsi, sampai menyaring hal buruk dan hal baik – bisa kita ajarkan kepada anak perlahan.
Memang ini akan terdengar complicated sekali untuk anak, tapi setidaknya ini jadi langkah kecil yang penting untuk meneruskan usaha terbuka di setiap komunikasi anak dan orang tua.
Moral yang kuat juga berasal dari diskusi yang berkali-kali digelar. Dengan berdiskusi, anak bisa menggali banyak perspektif, begitu juga dengan orang tua. Sehingga, anak bisa tidak mengambil hal-hal buruk dari pergaulannya di luar sana.
Hukuman Untuk Disiplin
Kedisiplinan memang pada akhirnya perlu dipoles dengan ketegasan. Maka, sebuah hukuman perlu anak terima jika memang terbukti melanggar aturan. Bentuk hukumannya bisa bermacam-macam, tetapi satu hal yang penting adalah hukuman tersebut perlu diarahkan menuju ke kedisiplinan yang lebih baik.
Untuk menggunakan kekerasan fisik? Sepertinya ini juga tidak perlu, tetapi ketegasan saja yang diutamakan. Lalu, yang tidak kalah penting adalah membantu anak untuk paham dan bisa menerapkan konsep sebab-akibat agar bisa tidak mengulangi kesalahannya.
Nah, jadi seperti itu Parents, beberapa langkah yang bisa kita ambil dan terapkan ke anak sebagai tanggapan cepat kita agar anak tidak tercebur ke pergaulan buruk yang minim tanggung jawab.