Kita sepertinya sudah sama-sama mengetahui kalau bisa menguasai lebih dari satu bahasa, adalah sebuah nilai tambah yang begitu berguna dan bermanfaat.
Apalagi di dunia kerja. Mempunyai kemampuan lebih dari satu bahasa bisa membuat diri kita berkesempatan untuk bertemu dengan berbagai kemungkinan bagus dalam karir lainnya.
Oleh karena itu, terkadang – kita jadi rewel nih ke anak untuk membuat mereka mau belajar bahasa asing. Tapi, kita juga tidak bisa memaksakan kehendak. Kalau kita paksakan, malah akan terlihat anak mesti menguasai apa yang sebelumnya belum sempat kita kuasai.
Rasanya ya, tidak adil juga jika kita memaksakan kehendak tersebut.
Mungkin, ada beberapa langkah yang bisa kita beritahukan kepada anak seperti manfaatnya bisa menguasai lebih dari satu bahasa. Lalu, sepertinya memberitahukan manfaat yang dimaksudkan lebih ke manfaat untuk diri sendiri terlebih dahulu.
Sebelum kita mulai bahasan kali ini, kita sapa Parents dulu ya. Hai hai Parents, apa kabar hari ini ini? Semoga selalu dalam kesehatan yang baik dan segala urusan bisa diperlancar atau dipermudah ya.
Jadi Parents, di bahasan kali ini, kita akan mengulas beberapa manfaat dalam mengajarkan anak lebih dari satu bahasa. Misalnya secara umum – dilansir dari Kompas, proses belajar lebih dari satu bahasa mempunyai dampak positif seperti meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Hal ini mengacu kepada penggunaan dua bahasa atau lebih secara bergantian melatih otak untuk lebih fleksibel dan adaptif.
Menurut Ahli…
Masih dilansir dari Kompas, Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. Dr. Rini Sekartini Sp.A.(K), menyebutkan ada beberapa manfaat jika orang tua mengajarkan lebih dari satu bahasa kepada anak.
Seperti menjadi lebih peka dalam memilih penggunaan kata.
Misalnya, jika dalam bahasa Indonesia memerlukan satu sampai tiga kata untuk menjelaskan sesuatu, tetapi dalam bahasa Inggris hanya satu kata sudah bisa menjelaskan keseluruhannya. Anak akan lebih peka karena hal-hal tersebut.
Dr. Rini yang juga sebagai Ketua Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia menambahkan anak yang menguasai lebih dari satu bahasa biasanya lebih fleksibel, kreatif, dan juga memiliki kemampuan analisis yang lebih baik.
Ditambah lagi, cara berkomunikasi anak akan lebih baik. Sehingga, harapannya anak akan mudah menjalin pertemanan. Ini karena kemampuan kognitifnya lebih baik karena memiliki kemampuan berbahasa dengan baik.
Yang Perlu Parents Perhatikan…
Menurut Dr. Rini, ada dua hal yang perlu diperhatikan saat Parents memutuskan untuk mengajari anak lebih dari satu bahasa. Dua hal tersebut adalah bilingual dini dan bilingual sekuensial.
Apa perbedaannya, ya?
Bilingual dini adalah kemampuan berbahasa anak yang diterima sejak ia lahir. Kemudian, bilingual sekuensial adalah kemampuan berbahasa anak yang diterima dari kegiatan pembelajaran di sekolah.
Akan tetapi, mengajarkan anak bisa berkomunikasi lebih dari satu bahasa juga tidak hanya membawa manfaat – tapi sebaliknya. Ada kemungkinan anak akan kebingungan ketika dua bahasa dijadikan satu dalam satu kalimat.
Hal ini bisa terjadi saat anak lupa harus menjawab dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Sehingga, tercampur aduklah dua bahasa tersebut dalam satu jalan komunikasi. Mungkin, Parents bisa bantu anak untuk memberitahu mereka tentang konteks.
Harapannya, baik menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya, anak bisa tetap berkomunikasi dengan kontekstual.
Duh, kok sepertinya akan ribet ya?
Parents, sepertinya salah satu potongan skrip dari film Ngeri-Ngeri Sedap itu ada benarnya, bahwa “menjadi orang tua artinya tidak berhenti belajar…” – kurang lebih seperti itu potongannya. Interpretasinya adalah, kita sebagai orang tua memang tidak berhenti belajar, apalagi untuk anak.
Jelas, kita dan anak bisa jadi hidup di zaman yang berbeda, di mana semakin hari, zaman semakin maju. Jika kita yang tidak mengikuti zaman anak – berkemungkinan kita yang akan ketinggalan. Parents, salah satu fundamentalnya adalah keterbukaan. Poin ini yang perlu kita kaji bersama, ya.