Siapa sih yang tidak mendambakan tidur yang berkualitas? Dewasa ini, kita sebagai orang tua, begitu mendambakan tidur pulas yang ketika bangun, bisa merasakan kesegaran. Tapi, seringnya sih tidak ya, Parents. Hihi.
Halo semuanya! Apa kabar hari ini? Semoga semuanya sehat-sehat saja, ya!
Dibaca dari prolog singkat di atas – mungkin sudah terbayang atau terprediksi akan bahas apa untuk hari ini. Kita memang akan membahas tidur yang berkualitas, tetapi konteksnya untuk anak-anak, Parents.
Hal ini terkait dengan isu yang cukup menarik untuk dibahas lebih dalam. Mungkin sebelumnya belum pernah terpikirkan bahwa anak yang kurang tidur bisa mendapati dirinya obesitas, probabilitinya semakin besar.
Sekilas seperti tidak nyambung, ya? Apa hubungannya kurang tidur dengan obesitas? Kalau banyak makan dan jenis makanannya yang memang mudah memicu untuk anak mendapati dirinya kelebihan berat badan, mungkin akan mudah berkaitan dengan obesitas. Tapi, bagaimana dengan kurang tidur?
Ternyata…
Benar adanya seperti itu, Parents!
Perlu kita ketahui bersama bahwa anak yang tidak memiliki jam tidur yang sesuai dengan porsinya, akan mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengalami obesitas, dari pada anak yang mempunyai jam tidur yang cukup.
Obesitas, diabetes tipe 2, gangguan pernapasan, sampai masalah psikis adalah deretan konsekuensi yang bisa diterima anak yang memiliki jam tidur yang tidak sebagaimana mesti jumlahnya. Parents, ini akan jadi warning buat kita juga, lho.
Di sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity, mengandung hasil riset sekitar 20an tahun yang lalu, di mana riset tersebut diselenggarakan di Inggris dan respondennya adalah anak-anak berjumlah 11.000. Dalam riset, ada data yang begitu menarik. Hanya ada 41% anak-anak yang memiliki waktu tidur yang teratur, sisanya rata-rata terganggu.
Dari jumlah yang dari usia dini mempunyai waktu tidur yang terganggu, pada anak usia 11 tahun – 6% dari jumlah sisa rata-rata terganggu tidurnya mengalami obesitas. Sarah Anderson, salah satu professor di College of Public Health Ohio State, menyatakan bahwa tidur adalah hal yang sangat penting untuk anak. Dari tidur yang berkualitas, akan berdampak baik pada metabolism dan begitu pula sebaiknya.
Nah, Parents – dari penjelasan di atas, tentunya kita jadi bertanya-tanya – jadi, berapa lama waktu tidur yang diperlukan anak agar terhindar dari risiko obesitas?
Dari American Academy of Pediatrics yang mendukung pedoman American Academy of Sleep Medicine, berikut waktu tidur yang direkomendasikan untuk bayi dan anak-anak:
1. Bayi 4 bulan – 12 bulan harus tidur 12-16 jam sehari, termasuk tidur siang.
2. Balita berusia 1 – 2 tahun harus tidur 11-14 jam sehari, termasuk tidur siang.
3. Balita berusia 3 – 5 tahun harus tidur 10-13 jam sehari, termasuk tidur siang.
4. Anak-anak yang berusia 6 – 12 tahun, harus tidur 9-12 jam sehari, termasuk tidur siang.
Dari waktu tidur yang sudah ditentukan – salah satu kunci untuk mendapatkan hasil yang optimal adalah konsistensi dan disiplin. Nah, hal ini yang kadang membuat kita jadi lengah ya Parents – seperti dari pada anaknya dipaksa tidur tapi nanti nangis, lebih baik dikasih gadget terlebih dahulu.
Padahal langkah ini kurang tepat sebenarnya, Parents. American Academy of Pediatrics menyarankan agar tidak menyentuh gawai lagi sebelum tidur. Kita sama-sama mengetahui aktivitas anak pada gawai dengan segala kemajuan teknologi dan percepatan informasi bisa saja menyamai kesibukannya dengan orang dewasa.
Sehingga, jika hal ini terus terjadi – tidak heran kalau anak kecil jam tidurnya bisa sama seperti jam tidur orang dewasa. Hal ini mempunyai konsekuensi yang besar: obesitas.
Maka, tidur berkualitas adalah salah satu solusi agar anak jauh dari risiko obesitas.