Body Positivity adalah salah satu social movement yang mempunyai tujuan yang baik. Tapi, kita juga harus paham batasannya sampai di mana, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti obesitas.
Halo Parents! Apa kabar hari ini? Semoga semuanya sehat-sehat saja, ya.
Penerimaan terhadap bentuk tubuh, atau warna kulit, sampai jenis kelamin secara umum bisa menjadi definisi dari body positivity. Segala bentuk penerimaan adalah hal yang baik, tetapi jika terlalu berlebihan, mungkin akan membawa hal-hal yang tidak diinginkan juga, Parents.
Seperti penerimaan terhadap bentuk tubuh atau berat badan. Memang, prinsip menerima ini baik-baik saja – tetapi, jika sudah menyangkut soal bentuk tubuh atau berat badan, ada metrik lain yang mesti jadi pertimbangan, yaitu kesehatan.
Sehingga, jika bentuk badan sudah tidak dalam kondisi yang ideal serta berat badan yang semakin besar angkanya – hal ini tentu tidak bisa diterima begitu saja. Jelas, hal ini menuju ke kondisi obesitas. Obesitas, seperti yang sudah kita ketahui bersama, adalah salah satu kondisi tubuh yang biasanya mengantarkan kita ke banyak penyakit.
Dengan mengetahui obesitas adalah hal yang tidak diinginkan, maka sudah seharusnya nih Parents kalau ada jarak atau batas yang jelas terkait body positivity. Tidak hanya diterima begitu saja, tetapi tubuh bisa diolah atau dibentuk menjadi yang diinginkan, dan metrik paling fundamentalnya adalah kesehatan.
Jika sudah obesitas, jelas sudah tidak sehat, Parents.
Obesitas di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa obesitas di Indonesia sendiri mengalami kenaikan yang signifikan. Signifikansinya terlihat pada tahun 2007 sampai tahun 2023 lalu – di mana secara persen, dari 10,5% bisa mencapai 15,3%.
Bahkan, tahun 2018 sampai tahun 2023 – ada lonjakan angka penderita obesitas, di mana angka kenaikannya mencapai 21,8%. Di dalam angka ini, mengejutkannya, perempuan menjadi kelompok yang paling rentan menderita obesitas dibandingkan dengan kelompok laki-laki.
Melihat angka ini, jelas semua kalangan perlu berhati-hati, terutama perempuan – agar tetap bisa menjaga kondisi kesehatannya, jangan sampai menderita obesitas. Narasi body positivity tidak selamanya baik ketika narasi ini sudah menerima obesitas sebagai hal normal.
Obesitas, seperti yang sudah diketahui bersama – obesitas menjadi akar dari berbagai permasalahan tubuh. Nah, Parents – terkait dengan body positivity – kita boleh saja menerima keadaan tubuh, baik dari bentuk, warna kulit, dan lainnya.
Tetapi, jika hal tersebut sudah melewati beberapa batas, misalnya batas kesehatan, di mana bentuk tubuh atau berat badan tidak lagi bisa diterima – misalnya, karena kesehatan. Jika hal tersebut diterima atau didiamkan saja, maka akan ada konsekuensi yang harus diterima.
Oleh karena itu, sebagai bentuk tindakan preventif – harus ada batas yang disadari antara penerimaan dan juga kenyataan kesehatan, Parents.
Jadi, sudah cukup jelas ya – kalau penerimaan, adalah hal yang tidak dilarang sama sekali, tetapi kita sendiri mesti mempunyai batas kesadaran dengan metrik kenyataan dan kesehatan tubuh, sehingga, tidak akan mendiamkan atau menerima begitu saja kondisi yang sudah tidak ideal lagi.