Hai hai, Parents!
Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga semuanya sehat dan lancar-lancar saja, ya.
Parents, di zaman yang segala pergerakannya begitu dinamis dan cepat, terlebih teknologinya yang semakin maju, salah satu kemampuan fundamental yang perlu dimiliki oleh generasi penerus adalah skill berbahasa asing.
Kemungkinan untuk bersaing secara global sekarang ini semakin terlihat dengan jelas. Sehingga, anak-anak kita memerlukan menguasai lebih dari satu bahasa untuk bisa berkomunikasi dengan mereka yang datang dari berbagai belahan dunia.
Nah, selain bahasa Indonesia, salah satu yang cukup penting untuk dikuasai adalah bahasa Inggris. Banyak orang tua sekarang ini, dengan berbagai cara; ingin membuat anaknya menguasai bahasa Inggris.
Tapi, ada concern yang menarik nih terkait usaha toddler belajar bahasa asing. Parents, apakah pernah mendengar topik terkait toddler yang belajar bahasa asing akhirnya mengalami speech delay?
Concern ini cukup ramai dibahas. Speech delay merupakan momen yang mungkin dialami toddler dan perlu dilewati dengan berbagai usaha dan proses – agar bisa mencapai ke kondisi ideal dalam bicara ataupun berkomunikasi.
Well, cob akita akan kupas perlahan – apakah concern ini memang perlu dibahas lebih dalam, atau hanya sekedar isu belaka yang mesti diluruskan. Selengkapnya, yuk sama-sama kita simak bahasan kali ini.
Secara Biologis…
Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk membuktikan concern atau hipotesa ini. Antonella Sorace, ahli bahasa dari Universitas Edinburgh, Skotlandia – melihat dengan dalam di kondisi fundamental toddler, yaitu secara biologis.
Menurutnya, anak dengan rentang usia 0-3 tahun memiliki kondisi yang begitu unik untuk mempelajari lebih dari satu bahasa. Kondisi otaknya berada pada tahap paling fleksibel. Sehingga, anak tersebut akan dengan mudah untuk mempelajari bahasa kedua, semudah saat mereka belajar berjalan atau belajar bahasa pertamanya.
Selaras dengan Sorace, Tracy Trautner, ahli pendidikan anak usia dini dari Universitas Washington – juga menyebutkan bahwa anak kecil yang mempelajari bahasa kedua tidak berdampak negatif pada bahasa pertamanya.
Menurut Trautner, bahkan sampai anak usia 8 tahun – mereka memanfaatkan telinga yang fleksibel dan otot-otot bicara untuk mendeteksi perbedaan bunyi-bunyian antara bahasa pertama dan bahasa kedua.
Dari keadaan biologis seperti ini, concern soal speech delay yang terjadi karena anak belajar lebih dari satu bahasa sepertinya kecil kemungkinan untuk terjadi. Penjelasan selanjutnya akan lebih komprehensif menjawab concern tersebut.
Fleksibilitas Kognitif
Anak-anak yang menguasai lebih dari satu bahasa atau bisa kita sebut dengan anak bilingual, cenderung bisa mengendalikan fokus dengan baik.
Ketika toddler berusaha berkomunikasi, berbagai bahasa yang ada di dalam otaknya akan bersaing untuk diaktifkan dan dipilih. Nah, yang bisa kita lakukan ya Parents – adalah membantunya untuk fokus pada komunikasi tersebut.
Mungkin prosesnya memerlukan effort lebih – tetapi, hal ini cenderung baik karena menjadi sebuah latihan untuk pikiran toddler yang nantinya akan memperkuat otot-otot kognitifnya.
Lalu, apa yang terjadi jika otot-otot kognitifnya berada di kondisi yang maksimal? Parents, perlu kita ketahui bersama bahwa kemampuan kognitif adalah salah satu fundamental, di mana hal ini akan membantu anak memiliki kemampuan untuk merencanakan, memecahkan masalah, dan mengingat informasi-informasi yang relevan untuk dirinya.
Anak dengan kemampuan bilingual juga kerap memerlihatkan respon yang cepat dan akurat. Ini begitu penting mengingat daya saing yang tiap waktu akan terus meningkat. Sehingga, harapan kita sebagai orang tua – anak kita tentu mampu bersaing dengan yang lain.
Insight
Dari berbagai penjelasan di atas – satu hal yang jelas untuk kita sebagai orang tua, memberikan anak untuk belajar lebih dari satu bahasa adalah langkah penting untuk diterapkan.
Begitu banyak manfaat yang akan diterima oleh anak saat mempelajari lebih dari satu bahasa. Sehingga, terkait dengan harapan kita sebagai orang tua – anak akan mempunyai kemampuan yang fundamental, seperti fokus, mampu buat perencanaan, mampu mengolah masalah sampai mendapatkan solusinya, berpikir kritis dan kreatif.
Lalu…
Concern tentang speech delay tidaklah salah. Mungkin, hal ini bisa saja terjadi. Tetapi, dari berbagai penjelasan dan insight yang sudah disebutkan – anak belajar lebih dari satu bahasa akan membawa banyak manfaat untuknya.
Jadi, menuntun anak untuk mempelajari lebih dari satu bahasa adalah hal yang bisa kita lakukan bersama nih, Parents. Mungkin, jika ada gejala speech delay – tidak cukup bijak untuk self diagnose sehingga langkah yang bisa diambil adalah konsultasi ke ahli.