Hai hai Parents,
Belakangan ini, kita sudah sama-sama mengetahui bahwa generasi penerus paling akhir adalah Generasi Z. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia, Generasi Z atau singkatnya Gen Z, mempunyai profil kelahiran 1997-2012.
Sehingga untuk sekarang ini, usia rata-rata mereka ada pada rentang 11-26 tahun, di mana usia ini masih termasuk usia sangat produktif. Bahkan, beberapa di antara mereka – sudah memasuki usia produktif bekerja.
Pertumbuhan generasi penerus begitu dinamis dan sepertinya tidak berhenti di Gen Z, sebagai generasi yang diketahui begitu melek digital dan berbagai ekosistemnya. Perlu kita ketahui bersama nih, Parents – bahwa setelah Gen Z, akan ada generasi baru dengan istilah Generasi Alfa.
Generasi Alfa adalah generasi yang sudah lahir dan bahkan belum lahir untuk saat ini. Hal ini terkait dengan profil kelahirannya, yaitu di rentang 2010-2025. Sehingga, orang tua dari Generasi Alfa adalah generasi milenial dan kakak mereka adalah Gen Z.
Semakin penasaran ya, Parents – tentang Generasi Alfa?
Yuk, selami bersama Generasi Alfa ini.
Dominasi Anak Muda
McCrindle di generationalpha.com – mengatakan bahwa secara global, tiap minggunya ada 3 juta Generasi Alfa lahir. Sehingga, prediksinya – 2025, akan ada 2,8 miliar Generasi Alfa secara global.
Setidaknya, ada 3 negara yang akan didominasi dengan angka kelahiran mereka: India, Tiongkok, dan Indonesia.
Menariknya, ada prediksi bahwa Generasi Alfa akan jadi generasi paling diversitas. Keberagaman mereka menjadi karakteristik yang begitu kuat, sehingga hal ini memungkinkan mereka untuk jadi generasi paling berbeda dari generasi sebelumnya.
Apa yang Paling Penting di Hidup Mereka?
Periode kelahiran Generasi Alfa merupakan waktu yang begitu dinamis untuk teknologi dan inovasi. Tidak mengagetkan bahwa sekarang ini Parents bisa melihat secara langsung, mereka bisa sedekat dan sefasih itu dengan teknologi.
Hal ini memang berkaitan dengan keberadaan Generasi Alfa yang berekosistem seperti ini, di mana teknologi dan inovasi saling bersambut.
Tetapi, hal ini tidak membuat Generasi Alfa mudah untuk meninggalkan nilai-nilai fundamental. Wunderman Thompson dalam risetnya mempunyai insight yang begitu menarik terkait persepsi Generasi Alfa tentang nilai-nilai fundamental.
Dari 4000 Generasi Alfa yang menjadi responden riset tersebut, 73% menganggap hal terpenting di hidup mereka adalah keluarga. 43% menganggap teman, 31% mementingkan kebahagiaan personal, 19% tentang kesehatan dan 17% mementingkan pendidikan.
Data ini jelas dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang memungkinkan mereka mempunyai persepsi seperti itu adalah lingkungan pertama, yaitu orang tua, saudara, dan lainnya. Sehingga, wajar saja jika sebagian besar atau mayoritas dari Generasi Alfa yang ditangkap oleh Wunderman Thompson, menganggap keluarga adalah hal paling penting di hidup mereka.
Lalu, Bagaimana Soal Pendidikan dan Karir?
Dengan berbagai kemajuan teknologi dan inovasi yang begitu dinamis, Generasi Alfa diprediksikan akan mempunyai pendidikan sesuai dengan kemauan mereka. Kebebasan ini tidak perlu disudutpandangkan secara konservatif karena hal ini juga dikondisikan dengan ekosistem yang ada.
Sehingga, selain pendidikan formal, sekolah dengan level dasar, menengah, atas, sampai tingkat universitas, sebagian besar Generasi Alfa diprediksikan tetap akan mengikuti jenjang ini. Tapi, tidak menutup kemungkinan untuk mereka juga mengikuti kemauan, keingintahuan yang besar akan berbagai ilmu pengetahuan.
Metriks yang digunakan oleh Generasi Alfa sebagai parameter mungkin akan semakin beragam. Tidak heran jika beberapa jenis pekerjaan untuk mereka nanti – sampai sekarang ini mungkin belum ada.
Masih dari McCrindle, di mana hasil risetnya menunjukan data 2 dari 3 Generasi Alfa menunjukan ketertarikan yang begitu dalam dengan Artificial Intelligent dan Blockchain Technology – industri dua hal ini cukup awam untuk milenial seperti orang tua mereka.
Selain itu, posisi pekerjaan di bidang STEM – Science, Technology, Engineering, and Mathematic diprediksikan pada 2031 akan meningkat tajam. Hal ini mengacu pada salary yang ditawarkan. Rata-rata pekerjaan lain sekitar $45.000, sedangkan industri terkait STEM bisa $95.000 rata-rata per-tahunnya.
Generasi Alfa Sebagai Konsumen
Nah, hal ini juga jadi bagian yang menarik nih, Parents. Pada waktunya, Generasi Alfa juga akan jadi konsumen, di mana perilaku mereka sebagai konsumen tentu dipengaruhi oleh ekosistem yang ada, sehingga cukup berbeda dengan perilaku generasi sebelumnya sebagia konsumen.
Masih dari Wunderman Thompson, menjelaskan hasil risetnya bahwa 66% Generasi Alfa cenderung akan beli produk dari perusahaan yang benar-benar membawa efek positif untuk dunia. 18% dari mereka bahkan akan cenderung beli produk yang materialnya bersifat sustainability.
Dari data di atas – bisa kita tarik insight ya Parents, bahwasanya Generasi Alfa ternyata akan jadi generasi yang begitu peduli dengan lingkungan. Mereka sadar bahwa generasi sebelum mereka memang sudah mengusahakan kelestarian lingkungan, sehingga mereka pun tertular semangatnya.
Generasi Alfa, sebagai generasi paling muda yang hidup sekarang ini – menjadi harapan besar untuk generasi sebelumnya, menyelesaikan berbagai permasalahan global yang ada sekarang. Tidak heran jika mereka begitu peduli dengan kelestarian lingkungan, karena mereka sadar mereka hidup di mana.
Wah, bagaimana Parents? Begitu menarik ya Generasi Alfa ini. Dengan demografi serta profil singkat tentang mereka ini, tentu akan ada adjustment yang akan Parents lakukan, terkait soal pendidikan atau hal lainnya.