Saat anak tumbuh remaja, kebutuhan dalam mengasuh anak sudah mulai berubah karena perkembangan transisi masa kanak-kanak dan dewasa. Ada satu hal yang menjadi sorotan begitu anak tumbuh remaja, yaitu dibutuhkan edukasi seksualitas.
Kondisi ini juga perlu disesuaikan oleh orang tua, waktu anak masih kecil mungkin kita bebas untuk mencium dan memeluk anak atas rasa kasih sayang. Tapi begitu anak tumbuh remaja, gak menutup kemungkinan hal ini bisa saja berubah.
Menurut psikolog anak Sani Budiantini, orang tua berhak menjelaskan hal apa saja yang disebut pelecehan seksual. Sekaligus memahami apa yang perlu dilakukan jika gak merasa nyaman dengan perlakuan orang lain yang berkaitan seksualitas.
“Kalau anak sudah dibekali dengan pemahaman yang tepat, maka kedekatan fisik anak dan orang tua sah-sah saja. Diharapkan bisa mencegah terjadinya tindakan yang gak sesuai norma,” jelasnya.
Dengan begitu, anak bisa membedakan sentuhan fisik yang tulus bukan karena napsu. Namun orang tua juga perlu mengerti, ketika anak sudah beranjak dewasa akan cenderung menjaga batasan diri.
Ada baiknya, orang tua meminta izin pada anak bila ingin memeluk atau menciumnya. Seandainya anak menolak, bukan berarti sudah gak menyayangi Parents. Namun itu menjadi tanda bahwa anak mulai mampu memiliki batasan diri.
Lagi pula, dengan anak terbiasa menolak apa yang membuat dirinya gak nyaman, termasuk hal yang baik. Ini dapat mendorong anak mencegah terjadinya pelecehan seksual.