Parents, setiap orang tua punya gaya pengasuhannya masing-masing namun sebenarnya nggak semuanya itu tepat. Salah satunya seperti strict parents ini, gaya pengasuhan yang cukup otoriter dan ketat.
Aturan yang dibuat orang tua ini sangat ditegakan dengan menggunakan cara hukuman atau ancaman. Mereka gak pernah mau tahu alasan dan pendapat dari anaknya karena orang tua seperti ini selalu menganggap dirinya paling benar.
Dikutip New Delivers, menurut jurnal American Psychological Association, orang tua yang ketat memberikan pola asuh yang ketat, menempatkan standar tinggi pada anak, dan memberikan tuntutan yang tinggi pula. Hal ini selaras dengan penjelasan Educator Good Enough Parents, Damar Wijayanti.
“Gaya komunikasi strict parents itu satu arah hanya orang tua ke anak aja, tanpa mempertimbangkan pikiran dan keinginan anak yang perlu diperhatikan. Secara grafik, responsive dan kehangatan pengasuhan tersebut cukup rendah tapi punya tuntutan dan ekspektasi yang cukup tinggi pada anaknya,” jelas Mbak Damar.
Nah, ‘kan, stres banget pasti jadi anak yang punya strict parents, ya. Udah kurang diberikan pengertian, harus mengikuti aturan, tapi dituntut untuk sempurna juga. Pasti nggak enak banget ya, Parents, rasanya.
Suka heran juga gak sih, kenapa ya ada orang tua yang bisa memperlakukan anaknya seperti itu? Memang gak ada orang tua yang paling benar dan sempurna, namun dampak dari kesalahan pola asuh ini bisa berakibat buruk sampai anak tumbuh besar nanti.
Menurut Mbak Damar, ada berbagai macam penyebab orang tua menjadi strict parents bisa dari pengalamannya sendiri, ingin punya anak yang sukses dari hasil aturannya, dll. Berikut ini, beberapa alasan yang membuat orang tua menjalani pola asuh strict parents.
Pernah mengalami pengasuhan yang sama
Bisa jadi orang tua mengalami pengasuhan strict parents. Mereka anggap cara mendidik anak yang benar adalah dengan memberikan hukuman dan aturan yang ketat. Orang tua nggak tahu kalau ada cara pengasuhan lain yang lebih baik.
Punya ekspektasi yang sangat tinggi pada anak
Mereka berharap anak-anaknya akan sukses dengan menjalani aturan yang telah dibuatnya. Peraturan dan gaya pengasuhan yang ketat dianggap bisa mengantarkan anaknya pada kesuksesan.
Gak memiliki pengetahuan yang cukup tentang perkembangan anak
Seiring bertumbuhnya anak, maka ia akan mempunyai pendapat dan bisa mengutarakan keinginannya. Namun, bagi strict parents perilaku ini dianggap membangkang, sehingga mereka memberikan hukuman-hukuman agar anak gak melawan lagi.
Parents, apakah pernah merasa ingin mengekang dan memberikan aturan yang ketat pada anak? Duh, kalau bisa jangan terlalu ketat ya Parents. Sebagai orang tua memang harus memberikan peraturan pada anak agar mereka bisa disiplin, asalkan gak berlebihan aturannya.
Seperti pola asuh strict parents yang sangat ketat pada anak-anaknya namun punya ekspektasi tinggi berharap anaknya akan sukses. Cara ini bisa memberikan dampak buruk pada anak, seperti berikut ini..
- Hubungan orang tua dan anak jadi nggak harmonis
- Anak gak punya rasa percaya terhadap orang tuanya
- Berbohong untuk menutupi sesuatu
- Manipulatif untuk bisa menyampaikan pendapatnya
- Cenderung menghindari orang tuanya sendiri
Parents, gak mau ya anak kita jadi gak mau deket-deket sama orang tuanya. Apalagi bisa sampai sering berbohong untuk menutupi sesuatu, akhirnya kita jadi gak mengenali anak kita sendiri. Anak gak bisa merasa bahagia di dekat kita lagi.
Bagi Parents yang merasa telah menerapkan strict parents, gak ada kata terlambat untuk memperbaiki semuanya, kok. Kita bisa memperbaiki hubungan orang tua dan anak dengan cara berikut ini;
Belajar tumbuh kembang anak
Mbak Damar menjelaskan, orang tua perlu belajar tumbuh kembang anak agar kita bisa memahami perilaku dan mengatasinya. Misalnya aja, pada tumbuh kembang anak remaja, mereka bukan suka melawan orang tua tapi sudah mulai memiliki keinginannya sendiri yang mungkin bertolak belakang dengan orang tuanya.
Kebutuhan anak
Maksud di sini bukan hanya sekadar uang, tapi memberikan kebutuhan anak seperti rasa kasih sayang, mendukung minat yang disukainya, memberikan rasa aman, sampai kebutuhan sosial dan emosional. Anak juga perlu bermain dengan teman-temannya di luar dan bisa mengungkapkan rasa emosinya.
Mencoba memperbaiki komunikasi dengan anak
Seperti yang sudah dibahas tadi, strict parents menerapkan komunikasi satu arah, dari orang tua dan anak aja. Kali ini, cobalah mulai tanyakan pendapat anak, ajak ia berdiskusi tentang hal apapun. Buka pikiran kita untuk mendengarkan pendapat dan opininya.
Setelah memahami minat dan kebutuhan anak, latihlah diri kita untuk mampu berempati pada anak. Lihat lagi sudut pandang anak seperti apa sebelum memberikan peraturan untuknya.
“Sering-sering berdiskusi pada anak, sebelum meminta anak untuk mendengarkan, kita harus terlebih dahulu mendengarkan pendapat anak,” ucap Mbak Damar.
Parents, sudah paham ya sekarang apa itu strict parents dan dampaknya pada anak. Mudah-mudahan penjelasan ini bisa memberikan manfaat baik agar kita bisa lebih mengerti si Kecil, serta bisa memberikan pengasuhan yang baik dan tepat.