Parents, masalah keuangan itu sangat sensitif dalam banyak hal, termasuk pernikahan. Perbedaan dalam mengatur uang kerap menjadi masalah, namun itu masih bisa diatasi dengan kesepakatan.
Praktiknya nggak semudah itu ya Parents, tanpa disadari ada banyak pemicu pertengkaran terkait finansial. Dikutip Investopedia, terdapat 6 hal masalah keuangan yang membuat rumah tangga berantakan. Berikut..
Kepribadian
Kepribadian punya peran besar dalam kebiasaan menggunakan uang. Meskipun kita dan pasangan bebas dari utang, tapi apa bedanya kalau cara berbelanja dan menabung nggak cukup tertata.
Misalnya aja, ada orang yang hemat tapi pelit banget. Sebaliknya boros banget sampai nggak ada uang buat nabung, kalaupun ada itu pun dikit banget. Ada juga yang suka memupuk utang tanpa berpikir panjang. Hal-hal seperti ini bisa memicu konflik bahkan sampai berujung perpisahan.
Utang
Di satu sisi, utang itu bisa membantu finansial namun harus dengan cara yang sangat bijak, kalau nggak bisa kebablasan dan jadi bencana. Kebanyakan pasangan ngerasa nggak masalah membawa utang ke dalam pernikahan, lalu itu semua akan menjadi berat ketika pengeluaran pun bertambah. Misalnya bayaran anak sekolah, biaya melahirkan, dll.
Bila salah satu pasangan memiliki utang yang lebih banyak, percikan akan dimulai bila sudah diskusi tentang pendapatan, pengeluaran, dan pembayaran utang. Apalagi kalau tagihan utang sudah mengganggu anggaran kebutuhan pokok.
Bermain kekuasaan
Setiap pasangan memiliki latar belakang keuangan yang berbeda, ada yang sudah kaya, memilih nggak bekerja, menjadi tulang punggung, dll. Dalam hal ini ada saja pasangan yang merasa berkuasa dan paling lemah.
Mereka yang merasa berkuasa dalam finansial biasanya akan mendikte pengeluaran pasangannya. Lama-kelamaan hal ini akan membuat nggak nyaman, jadi penting untuk menyadari kalau hubungan rumah tangga adalah tim. Nggak ada lagi yang merasa domininan atau yang nurut aja dalam mengatur keuangan keluarga.
Memenuhi kebutuhan anak
Ketika kita dan pasangan ingin mempunyai anak dan mendapatkannya, biaya yang dikeluarkan nggak hanya saat melahirkan aja. Ada biaya pakaian, popok, susu, makanan, sekolah, mainan, biaya kuliah, dll.
Dalam situasi ini, terkadang ada yang memilih berhenti bekerja untuk mengurus anak, otomatis pemasukan ikut berkurang. Jangan sampai kebutuhan anak yang harus kita penuhi malah menjadi penyebab konflik dalam rumah tangga.
Membiayai keluarga
Bayangkan soal ini mendadak ibunya meminta untuk budget liburan, ada kakak atau adik yang kehilangan pekerjaan, diminta melunasi utang keluarga. Apalagi kalau kita menjadi generasi sandwich yang dianggap memiliki kewajiban untuk membiayai keluarga besar, ini akan memicu pertengkaran.
Tidak jelas dalam pembagian keuangan
Kalau pasangan nggak memisahkan mana yang menjadi milik bersama dan pribadi, segalanya akan jadi runyam. Semua harus patut dibicarakan secara jelas mulai dari pendidikan anak, uang darurat, dan tagihan bulanan. Jangan sampai kita sering lempar-lemparan tagihan ke pasangan.
Nah, Parents, runyam ya soal masalah keuangan dalam rumah tangga ini. Iya, soalnya kita bukan punya uang sendiri untuk dipakai sendiri, ada tagihan dan kewajiban yang harus kita bayarkan demi kehidupan rumah tangga.
Yuk, kita terbuka soal finansial dengan pasangan dan atur strategi untuk mencapai goal yang diinginkan dalam keuangan rumah tangga. Kalau masih kesulitan, cobalah berkonsultasi dengan finansial planner.