Beberapa waktu terakhir ini istilah overthinking udah nggak asing lagi. Nggak sedikit orang yang mengalami overthinking, apalagi semenjak pandemi yang membuat keadaan jadi nggak menentu. Sebagian orang menjadi terlalu banyak berpikir bahkan terhadap hal-hal sepele. Hmm… apakah Parents salah satu yang pernah mengalami overthinking?
Overthinking bukan berarti pemikir yang ulung, tapi orang yang bersikap memikirkan hal sepele secara berlebihan. Jangan salah pengertian ya, Parents.
Menurut sebuah studi tahun 2013, terlalu banyak berpikir berlebihan akan memberikan dampak yang nggak baik pada kesehatan mental. Overthinking itu memiliki beberapa tipe ada yang terlalu memikirkan masa depan ataupun kejadian yang udah lewat. Hmm.. kira-kira Parents termasuk tipe overthinking yang mana, nih? Kita cari tahu, yuk.
Khawatir mengenai masa depan
Memang nggak ada yang bisa menebak dan menduga tentang masa depan. Hal itu membuat sebagian orang memikirkan dan membuat skenario sendiri tentang masa depan yang nantinya akan dihadapi. Parents menjadi sering berpikir banyak misalnya tentang bagaimana anak tumbuh besar nantinya, apakah pernikahan akan awet, memikirkan hari tua, takut akan salah mengambil langkah, dan berbagai kekhawatiran lainnya.
Mind Reading
Rasanya kita cukup sering melakukan mind reading cuma nggak sadar aja. Kondisi ini membuat kita berasumsi mengenai yang orang lain pikirkan tentang diri kita. Seakan memprediksi apa yang ada di pikiran orang lain mengenai kita, sampai memperkirakan situasi yang akan terjadi. Padahal, belum tentu apa yang kita pikirkan ini bisa benar terjadi.
Ruminasi
Kayaknya banyak deh yang pernah mengalami overthinking tipe ruminasi. Jadi kita sering banget memikirkan hal yang udah terjadi secara berulang-ulang atau bahkan sering mengingat masa lalu yang menyakitkan atau kesalahan yang telah diperbuat. Bila ini terlalu sering dilakukan, maka akan mengganggu kualitas hidup kita dan cenderung kurang memikirkan masa depan untuk hidup yang lebih baik.
Hopelessness
Dikutip The Depression Project, tipe hopelessness ini cenderung terpenjara dalam pikiran-pikiran negatif mengenai keadaan yang sedang dialami. Parahnya lagi, pikiran kita sering memikirkan hal yang nggak ada harapannya, jadi kita sering merasa sia-sia dan tiada guna. Biasanya terkait masa depan atau keadaan yang sedang dialami.
Misalnya ketika Si Kecil sedang mengalami susah makan karena tumbuh gigi, Parents sudah menganggap bahwa nggak ada harapan lagi untuk memberikan makanan bergizi dan membuat Si Kecil tumbuh sehat. Huhu.. nggak boleh kayak gini ya, Parents.
Indecisiveness atau keraguan
Cenderung terlalu banyak berpikir atas sesuatu yang akan kita pilih. Selalu memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ketika kita memutuskan sesuatu. Misalnya kalau pakai baju merah orang bakal mikir apa ya? Besok ASI aku bisa banyak nggak ya, kalau banyak nanti berkualitas nggak? Dannnn seterusnya.
Selama ini, Parents pernah mengalami overthinking yang tipe apa, nih? Bila Parents mengalami overthinking, buatlah diri kita terdistraksi atas apa yang sedang pikirkan atau mulai rutin melakukan meditasi.