Saat kita tahu anak berbohong, rasanya kecewa ya, Parents. Kadang kita langsung menanggapinya dengan marah atau menghukum si Kecil. Walaupun kita tahu, kalo tindakan itu kurang bijak dilakukan.
Di sisi lain, ada banyak penyebab anak berbohong. Dari sekadar iseng, mau coba perilaku baru, bahkan karena takut dimarahin Parents kalau jujur. Jadi kita juga perlu melihat dari sudut pandang si Kecil.
Dari yang Mammin baca di Very Well Family, ada tiga hal yang sering dijadikan alasan untuk anak berbohong. Coba kita lihat, si Kecil ada di salah satunya nggak, nih?
Ingin menggunakan imajinasinya
Anak-anak memang mempunyai imajinasi yang tinggi banget. Si Kecil juga bisa dengan mudah mengungkapkan imajinasinya. Misalnya, ia ingin sekali punya pabrik cokelat, akhirnya ia cerita, kalau dikasih uang sama Nenek dan Kakek buat beli cokelat yang banyak.
Hehe.. mungkin kita sempat kaget ya, Parents. Tapi nggak perlu langsung menghakimi imajinasinya. Berikan respons dan pertanyaan pada apa yang si Kecil ceritakan, justru cara ini akan mendorong anak untuk mengakui apa yang diceritakannya hanya bohongan dan khayalan.
Menghindari konsekuensi
“Daripada aku dimarahin Ayah Ibu, mending aku bohong aja deh.”
Begitu lah Parents, biasanya si Kecil berbohong karena takut mendapatkan konsekuensi yang negatif seperti dimarahi atau dihukum. Sehingga ia memilih bohong untuk terhindar dari masalah.
Sebaiknya Parents kasih waktu ke si Kecil untuk tenangkan diri dan siap berbicara jujur, kalau anak sudah bisa mengakui kebenarannya, jangan lupa dihargai keberaniannya. Hal seperti ini mengajarkan si Kecil bahwa kejujuran lebih dihargai daripada harus berbohong 🙂
Meningkatkan harga diri
Si Kecil bisa aja berbohong supaya orang lain terkesan sama dirinya, termasuk Parents. Bisa aja anak mengaku sering menang pertandingan di sekolah, atau mendapat nilai ujian yang bagus. Di mana sebenarnya itu nggak terjadi.
Anak yang berbohong untuk terlihat ‘keren’, sesungguhnya ia merasa kurang menyukai dirinya sendiri. Namun ia menutupinya dengan kebohongan itu tadi. Kita sebagai orang tua, harus membimbing si Kecil bahwa ia berharga.
Selalu berikan dukungan penuh terhadap apa yang ia ingin capai. Gagal atau berhasil, yakinkan kalau ia sudah memberikan yang terbaik, dan tidak perlu lagi berbohong mengenai pencapaian dirinya.
Ketika anak sudah memasuki usia 5 – 10 tahun, kita harus menjelaskan pada anak tentang kebohongan dan kejujuran, sekaligus untung dan rugi dari perbuatan tersebut.
Menurut yang Mammin baca, respon Parents memengaruhi si Kecil untuk bohong juga, lho. Berdasarkan penelitian, terlalu cepat marah, disiplin yang keras, kurang menghargai bisa membuat anak berbohong. Kalau ingin si Kecil menjadi anak yang jujur, maka kita harus menjadi tempat yang nyaman untuk ia mengungkapkan apa adanya 🙂